(Cerita) Mendaki Gunung (part II)

Surowungu berbagi cerita dan tips kesehatan serta gaya hidup
Thank sobat dah mau baca cerita kita ini lagi untuk bagian yang kedua. Buat sobat yang belum membaca Mendaki Gunung part I silakan klik disini. Okay sekarang kita mulai cerita Mendaki Gunung Part II. Pagi sudah menjelang, mentari sudah berada di depan di pintu tenda. Tapi kulihat sahabatku semua masih nyenyak dengan mimpi nya. Wajar kemarin mereka dah kerja keras tadi malam. Mereka yang mendirikan tenda dan memasak sedangkan aku dah tidur dengan rasa sakit di kaki. Thank friend :)

Aku keluar dari tenda, berdiri rasakan udara pagi yang begitu segar. Ku lihat sekeliling ku semua pada sibuk memasak untuk makan pagi. Pandangan ku tertuju kepada kerumunan tenda-tenda dan orang-orang yang tak asing lagi buat ku. Owh ternyata mereka anak-anak ekskul PRAMUKA di sekolah ku.

Akhirnya semuanya dah keluar dari tenda. Tampak raut wajah gembira di semua teman-teman. Dan sekarang waktunya memasak dan merapikan barang dalam tenda. Kita bagi-bagi tugas, ada yang mencuci piring, ada yang menyiapin makanan, ada yang merapikan tenda, dan mngambil air.

Disini ternyata ada mata air. Wah seger banget nie kalau mandi disitu. Sayangnya nggak ada tempat buat mandi. Kalau nggak malu sih nggak apa-apa. Hehe… Air disini bersih jadi bisa langsung diminum tanpa harus di masak. Dan nggak perlu kwatir entar sakit. Di jamin 100% sehat.

Hari dah mulai siang tapi ada kabut yang datang dari bawah. Sepertinya bakal hujan. Tapi para pendaki lain sudah siap-siap mendaki ke atas puncak Gunung Arjuna. Apa kita berani ya buat ikut ke atas puncak?? Kayaknya kita kurang berani. Hehe… Pertimbangan kami nggak melanjutkan naik ke atas puncak gunung itu, pertama karena kita masih pertama kali melakukan pendakian dan kedua kayaknya cuaca tidak bersahabat. Jadi hari ini kita tetap di Kokopan dan besok kita akan turun.

Tenda dah rapi dan tempat api unggun dah di siapkan. Tapi … Oo… Kabut makin tebal. Gimana nie?? Masuk tenda ja ah. Tak lama kemudian hujan turan. Makin menyeramkan nie. Hujan turun makin lama makin lebat dan di sertai angin kencang. Wweeesss… angin meniup tenda kita. Ponco di atas tenda jatuh dan tenda terasa agak miring. Waduh Bencana nie… Dan dari atas bukit terdengar gemuruh air yang deras banget. Pipa mata air kayaknya jebol. Tenda nya gimana nie?? Harus ada yang mbenerin. Akhirnya aku dan aji keluar buat mbenerin tenda. Sambil hujan-hujanan dengan air hujan di gunung yang sangat dingin banget aku coba bantu aji mbenerin tenda. Kaku banget rasanya badan ku. Tahan bro buat kalian semua, Buat balas jasa kalian kemarin. Kayaknya dah selesai, terus kita masuk tenda. Gemuruh air dan batu yan jatuh dari atas dan suara petir yang menyambar makin memperjelas bahwa kita dalam  keadaan bahaya. Kita hanya bisa berdoa dan memegangi pilar-pilar tenda agar tidak rubuh.

Sekitar 5 jam kita bertahan dari hujan angin dan kilat. Hujan sedikit mereda tapi air dan batu terus berjatuhan dari atas bukit. Kemudian kita keluar untuk lihat keadaan di luar. Hujan sudah mereda kita waktunya beres-beres lagi. dan kayaknya kalau mau naik lagi kita nggak bakalan pakai tenda ini lagi. Terlalu kecil dan nggak kuat. Hehe…

Malam tiba dan semua dan diberesin. Waktunya merenung akan yang telah kita lewati. Menurut itu semua bukan sebuah bencana atau musibah atau apa pun. Ini adalah sapaan dari alam gunung Arjuna-Welirang untuk kita. Semacam DikLat gitu. Hehe… Kita ambil positivenya saja. Mungkin pendakian ini kita belum sampai puncak. Tapi tunggu pendakian selanjutnya, kita tak akan kapok buat mendaki lagi dan akan kita pegang puncak gunung Arjuna.

Sampai sini saja cerita kali ini. Terima kasih buat semua sahabat yang sudah mau membaca sekelumit cerita kita ini. Jangan bosan baca cerita kita lagi ya. Maaf jika ada salah ketik ataupun tata bahasa nya salah. Saya belum seberapa mengerti dalam sastra hanya saja saya pengen berbagi. Kritik dan saran saya tunggu. Thank for all :)

Related Posts



cerita tips kesehatan